Jumat, 27 Desember 2013

BERDAMAI DENGAN HYPERTENSI


Hari itu saya mendengar kabar, Bulik mauk RS karena pendarahan di hidung dan mulut.  Berkelebat dalam benakku bayangan paklik, suami bulikku ini yang meninggal setelah pingsan selama dua hari, saya bergegas meluncur ke sebuah RS swasta di Jogja.

“Tensinya 230/120mmHg....” sepupuku, anak bulik menyambutku dengan kabar keadaan bulik saat masuk RS. Sekarang kondisi bulik sudah lebih baik.
Kuingat dulu paklik koma, tensinya 230/130mmHg. Paklik sedang menunaikan sholat sunat qobla dhuhur di masjid, saat sujud rekaan kedua, beliau tidak bisa bangkit lagi. Pingsan. Dua hari kemudian meninggal tanpa sempat tersadar lagi.

gambar pinjam dari sini
Hypertensi! 
Saya tertegun. Apakah saya tengah melihat gambaran kesudahanku.
Sejak dua tahun yang lalu, saya baru menyadari tentang calon pendamping hidup baru yang bernama hypertensi ini. Saat itu cek up untuk keberangkatan haji. Sebelumnya tidak pernah ada keluhan. Sejak itu, hypertensi hadir fluktuatif mengikuti ritme kecapekan. Berbagai suplemen yang disarankan orang, kucoba. Pertama untuk menyenangkan yang menawari, kedua memang banyak yang gratisan hehe...dasar penggemar ratuku (ratuku=gratisan), ketiga, namanya juga usaha...bismillah.

Terkadang memang berhasil, hingga berbulan-bulan saya stabil pada 130/80mmhg. Namun akhir-akhir ini kok mental. Sepertinya suplemen saja tak cukup. Hmm tensi sekarang berkisar sistol masih nangkring di 150. Kadang malah jadi 160. Diastol masih nangkring juga di 100 atau 110. Kadang gak tahu diri jadi 120.
Hmm....

Tahun 2013 hampir berakhir dan saya ingin punya paradigma baru tentang status pertemananku dengan hypertensi. So, saya susun rencana strategi, bukan perang melawan hypertensi, tapi berdamai dengan hypertensi.
Kuingat nasehat dokter spesialis tempat salah satu tempat konsulku.
“Jika sudah menderita hypertensi, itu seperti halnya orang yang kena diabet. Harus diterima bahwa demikianlah keadaannya, jadi harus bisa berdamai hidup berdampingan...”
Whoii...okelah pak dokter, saya akan menerima kehadirannya menemani penggal kehidupanku.



Kenalan dulu ya dengan teman baruku menurut mas Wiki:
Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga denganhipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder. Sekitar 90–95% kasus tergolong "hipertensi primer", yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 5-10% kasus lainnya (hipertensi sekunder).

Sudah tahu kan? Nah ini lho diantara gejala hypertensi:
§  Sakit kepala
§  Jantung berdebar-debar
§  Sulit bernapas setelah berkerja keras atau mengangkat beban berat
§  Mudah lelah.
§  Penglihatan kabur
§  Wajah memerah
§  Hidung berdarah
§  Sering buang air kecil, terutama di malam hari
§  Telinga berdenging (tinnitus)
§  Dunia aterasa berputar (vertigo)

Tidak selalu tanda-tanda itu datang bersamaan. Ada yang bertahap, atau gantian datangnya menyambangi. Justru lebih berbahaya jika tanpa kehadiran tanda-tanda itu. Seorang sahabat saya biasa bertekanan 160/120 tanpa keluhan apapun. Waah!

Saya sendiri mudah mengenali saat tekanan saya naik. Saat berkaca, mata saya merah dan kabur jika memandang. Pusing  dan pegal di area tengkuk. Jantung berdegup lebih kencang. Juga rasa lelah yang cepat sekali hadir. Biasanya saya bersegera minum jus buah, minum obat dan mengistirahatkan diri. Berbaring melakukan relaksasi. Jika dokter kecilku datang, si anak nomer 4, segera saya minta ditensi untuk memastikan besaran tekanan.

Bagaimana mencegah dan mengendalikan teman baru ini?
Dengan pengaturan pola makan, pola aktivitas, olah raga dan pengendalian stress.

Beberapa artikel yang kubaca menyarankan untuk diet garam. Biar tidak terlalu mengecewakan lidah, saya mensugesti diri dengan menurunkan standar rasa asin. Saya melakukan tera ulang dan menerapkan standar saya sendiri. Cara ini cukup efektif untuk menurunkan selera kadar keasinan. Saya menjadi mudah menghargai setitik garam dan saya anggap cukup lezat untuk menu saya. Adapaun kadar asin pada umumnya menjadi sangat keasinan bagi saya.
Pada awalnya sedikit bermasalah dengan anak-anak, akhirnya saya mengalah untuk membuat menu saya sendiri. Toh yang masak juga saya.

Sebenarnya ada garam khusus untuk penderita hypertensi. Saya juga menjualnya di apotek, namun menurut saya rasanya sama sekali tidak enak. Masih enak dengan cara saya di atas.

Ragam makanan juga. Buah seperti semangka, melon, blimbing dan pir adalah menu wajib harian. Buah-buahan yang disarankan contohnya adalah tomat, pisang, buah beri dan jeruk.

Adapun makanan yang tidak disarankan eh malahan dipantang dari sumber ini adalah :
  • ·       Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
  • ·        Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan makanan kering yang asin).
  • ·        Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
  • ·        Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
  • ·        Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
  • ·        Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium. Untuk kecap, sebaiknya gunakan produk khusus kecap manis bebas gula dan rendah garam.
  • ·        Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

Adapun sayuran hijau seperti brokoli, bayam, sledri, sangat baik dikonsumsi. Semua jenis kacang-kacangan juga. Kentang kulit yang dioven. Daging segar atau beku lebih baik dari daging kalengan. Daging ikan lebih baik lagi. Cara memasknya tentu juga pengaruh ya. Berbagai bumbu rempah boleh kok sebagai penyedap seperti ketumbar, lengkuas, jahe, kunyit, lada, bawang merah, bawang putih.

Camilan tetep oke lho seperti coklat dan kuaci. Tapi kuacinya jangan yang asin ya. Kalau adanya asin? Ya dicuci dulu...

Semua makanan diatas sekalipun baik untuk penderita hypertensi, namun tetap harus proporsional takarannya. Memang tidak membahayakan status hypertensi saat makan pisang berlebihan, namun bisa jadi menjadi masalah batu ginjal...hehe.

Jangan lupa cukup minum air putih. Tentang ajaibnya air putih ini pernah saya ulas di di sini.

Berapa teman saya di klub hipertensi Indonesia ?
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi.
"Ini menunjukkan, 76% kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis atau 76% masyarakat belum mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi", kata Prof Tjandra Yoga di artikel ini.

Waah lha iya, saya juga tak sengaja mengetahui tekanan saya sudah pada batas hypertensi ringan. Mungkin inilah perlunya melakukan medical check up. Nggak usah menunggu saat mau naik haji atau mendaftar jadi Caleg...hahaha.


Ayoo...siapa yang belum check up akhir-akhir ini?
Sampai di sini dulu ya, tunggu episode selanjutnya.



23 komentar:

  1. kalau boleh tau hipertensi itu apa dalam istilah lainnya?? hipertentsi normal dan tidak normal itu kisaran berapa?? terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. bahasa lain darah tinggiu. lihat di postingan ya. dikatakan tinggi kalau tensi bawah 90 mmhg

      Hapus
  2. wah jadi banyak pantangan makan ya mbak. moga tetap sehat

    BalasHapus
  3. makasih mak, infonya sangat bermanfaat
    Ibu saya sepertinya ada gejala ... hiks mudah2an bisa mengatasi yaa

    BalasHapus
  4. hypertensi itu sangat menakutkan yah...???

    BalasHapus
  5. Muhammad khoirudin istilah lainnya 'darah tinggi'. kisaran normal 139/89 mmhg. namun ora orang yang dalam angka itu sudah tergolong darah tinggi.
    makasih kunjungannya agustina, tanti amelia dan Bulir Permata. Enggak menakutkan kok kalau sudah tahu cara mengelolanya.

    BalasHapus
  6. Wah aku sudah lama sekali gak check up

    BalasHapus
  7. dulu saya hypotensi (tensi darah rendah), tapi selama beberapa tahun saya menjadi pemakan sumber protein hewani yg aktif, dan sekarang tensi saya normal, entah kenapa.. (tapi ini jangan pernah dicoba ya.. mending olahraga saya utk yg hypotensi)

    BalasHapus
  8. makasih kunjungannya Astri damayanti. ayoo check up lagi. Makasih juga Riski Fitriasari...yang penting makan variasi dan seimbang ya....semoga sehat selalu

    BalasHapus
  9. Ida Nur Laila, jagoanku, ada beberapa gejala hipertensi diatas yang menyangkut anak bunda yang kini terkena stroke di kedua kakinya dan lengan kiri, tapi tensinya selalu bagus tuh sekitar 130/80. Sudah sejak 15 November '13. Sempat sembuh, tapi tgl. 26 Januari kembali terserang stroke pada kedua kakinya, tensinya tetap berkisar 120/80 or 130/80.. Do'akan ya kesembuhan bagi anak bunda. Smg penyakitnya cepat diangkat olehNy. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bunda yati...turut berduka ya bunda...semoga mendapat tempat yang layak di sisinya. maaf saat itu saya sdg di JKT.

      Hapus
  10. ibu mertuaku berbakat hipertensi juga mba..kurang suka minum obat. usianya sekarang 74 tahun. memilih hidup sehat dan makan sederhana. kami jarang menghadirkan daging sapi, jika ada ayam, itu juga dua kali seminggu atau kurang. ..bukan karena alasan hipertensi tapi karena situasi dompet hehehe
    saya mulai mengikuti pola makan sehat. daging2an..jarang sekali, lebih memilih tempe atau tahu dan sayur2an hijau juga buah2an sebagai jajan. hidup hemat sebenarnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. waah patut ditiru nih...makasih udah berkunjung mak...

      Hapus
  11. infoi yang bermanfaat,terimaksih sudah share :)

    BalasHapus
  12. keinget ayah saya juga stroke sudah 2 kali ,, sekarang darahnya 200 itu mending katanya .. alhamdulillah ayah saya sekarang sudah berjalan biasa dan mulai sembuh walau sedikit sedikit :)

    BalasHapus
  13. Saya laki2 umur hampir 62 tahun, baru kemarin sadar sdh golongan hyper karena tensi 170/110.. Apakah mesti ada gejala pusing, pegal, dll? Apa obat yg baik utk jaga-jaga? Tks Mba, wass

    BalasHapus
  14. Saya laki2 umur hampir 62 tahun, baru kemarin sadar sdh golongan hyper karena tensi 170/110.. Apakah mesti ada gejala pusing, pegal, dll? Apa obat yg baik utk jaga-jaga? Tks Mba, wass

    BalasHapus